Mungkin terkadang muncul
pertanyaan liar di benak kaum
muslimin atau bahakan mungkin
juga dari kalangan orang-orang
di luar Islam tentang mengapa
manusia harus beragama Islam? Apa sih kehebatan dan
keistimewaan Islam itu
dibandingkan dengan agama-
agama yang lain? Pertanyaan-
pertanyaan semacam ini bila
tidak dicarikan jawabannya terkadang bisa menjadikan was-
was yang akhirnya dapat
mengurangi keyakinan (iman)
kita kepada agama ini. Maka kita
perlu membekali diri dengan ilmu
yang berkaitan dengan masalah tersebut agar kita mampu
menepis berbagai perasaan was-
was tersebut. Keistimewaan Islam Diantara keistimewaan Islam ialah
seperti yang Allah Ta`ala
beritakan di dalam ayat terakhir
yang turun kepada Rasulullah
Shalallahu `Alayhi Wasallam yakni
surat Al Ma`idah (3): “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
dan telah Ku-ridhai islam itu jadi
agama bagimu”. Ini berarti
bahwa Allah telah menyempurnakan nikmatnya
atas hambaNya bersamaan
ketika Allah menyempurnakan
agama Islam ini dengan turunnya
ayat 3 di surat Al Ma`idah
tersebut. Ayat ini turun pada momen yang sangat istimewa.
Dimana ayat ini turun pada
tanggal 9 dzulhijjah, ketika
Rasulullah Shalallahu `Alayhi
Wasallam masih wukuf di Arafah
pada hajjul akbar dan bertepatan pula pada hari jum`at
pada waktu ba`dal `ashr, tahun
10 hijriyah, yakni empat bulan
sebelum Rasulullah Shalallahu
`Alayhi Wasallam wafat. Ini artinya
ayat ini turun pada 2 hari raya kaum muslimin sekaligus yang
bertemu pada satu hari yakni 9
dzulhijjah (`Iedul Adha) dan hari
jum`at (hari raya pada tiap
pekannya). Dan istimewanya lagi,
waktu turunnya ayat ini juga pas pada ba`dal ashr yakni
puncak dari amalan wukuf di
`Arafah. Dan Juga pada hari `arafah itu pada waktu ba`dal
`ashr itu adalah waktu dimana
Allah Ta`ala turun ke langit dunia
di atas arafah, Rasulullah
Shalallahu `Alayhi Wasallam
bersabda: “Pada hari `arafah sesungguhnya Allah turun ke
langit dunia (langit yang
terdekat denagn bumi), lalu
membangga-banggakan mereka
(para jama`ah haji) di hadapan
para malaikat, maka Allah berfirman “perhatikanlah
hamba-hamba-Ku, mereka
datang kepada-Ku dalam
keadaan kusut berdeu dan
tersengat terinya matahari,
datang dari segala penjuru yang jauh, Aku bersaksi kepada kalian
(para malaikat) bahwa Aku telah
mengampuni mereka.” (H.S.R. Ibnu
Khuzaimah dan yang lainnya). Dan
juga waktu tersebut adalah
waktu puncaknya dikabulkannya do`a yakni pada saat ba`dal `ashr
itu, Rasulullah Shalallahu `Alayhi Wasallam bersabda: “Sebaik-baik
do`a adalah do`a pada hari
`Arafah” (H.R.Tirmidzi, dihasankan oleh Asy Syaikh Al Albani
Rahimahullah). Kemudian saat ba`dal `ashar itu juga merupakan
puncak waktu yang paling
istimewa di hari jum`at, dimana
doa-doa dikabulkan oleh Allah
Taala pada waktu itu. Pada saat
yang amat sangat istimewa itulah ayat yang memberitakan
tentang kesempurnaan nikmat ini
diturunkan. Saking agungnya
ayat ini, sampai-sampai membuat
iri orang-orang Yahudi dengan
ayat ini. Diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari dan Muslim
bahwa telah datang seorang
laki-laki Yahudi kepada umar Bin
Al Khaththab dan berkata:
“Sekiranya turun kepada kami
satu ayat dalam Kitab kalian yang selalu kalian baca, maka
akan kami jadikan hari turunnya
ayat tersebut sebagai `ied (hari
raya) kami. Umar berkata: ayat
yang mana? si Yahudi lalu
membacakan ayat tersebut (Al Ma`idah ayat 3): “ Al Yaum
akmaltu lakum…. Sungguh Nabi
Shalallahu `Alayhi Wasallam telah
mengabarkan kesempurnaan
Dienul Islam”. Saking kagumnya
orang-orang kafir kepada ayat ini sehingga mereka berangan-
angan seandainya ayat yang
serupa turun di agama mereka
maka mereka akan menjadikan
hari turunnya ayat tersebut
sebagai hari raya mereka. Maka sebagai muslim kita patut
bersyukur karena Allah telah
menyempurnakan nikmatNya
kepada kita dengan
disempurnakannya agama Islam
ini, dan juga kita di berikan hidayah dan taufiq oleh Allah
sehingga kita memeluk agama
Islam ini. Juga keistimewaan Islam
selanjutnya, dimana Islam ini
merupakan agama yang namanya
Allah sendiri yang menamainya. Di
dalam hal ini Allah berfirman di
dalam surat Ali `imran ayat 19: Sesungguhnya agama (yang
diridhai) disisi Allah hanyalah ISLAM….” dan juga Surat Ali `imran ayat 85: “Barangsiapa
mencari agama selain agama ISLAM, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang
rugi.”. Dan dari nama ini juga kemudian Allah ambilkan
daripadanya untuk menjadi nama
orang-orang yang beriman
kepada agama ini. Allah berfirman
di dalam surat Al Hajj ayat 78:
“Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian sebagai orang-orang MUSLIM dari dahulu”. Kemudian juga Allah sendiri yang menurunkan kitabNya yakni Al
Qur`an kepada kaum muslimin dan
Allah sendiri yang memeliharanya
dan menjamin keasliannya, Allah
Ta`ala berfirman di dalam surat
Al Hijr ayat 9: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al
Quran, dan sesungguhnya Kami
benar-benarmemeliharanya”. Adapun kitab-kitab Allah yang
selain Al Qur`an yang diturunkan
kepada nabi-nabi sebelum Nabi
Munammad shalallahu `alayhi
wasalam seperti Taurat, injil dan
sebagainya tidak pernah ada jaminan Allah untuk
terpeliharanya keasliannya. Oleh
sebab itu kitab-kitab tersebut
saat ini telah diangkat oleh Allah,
sehingga yang tersisa sekarang
adalah kitab-kitab yang muharraf (yang telah diubah-
ubah isinya olah tangan manusia)
yang sudah sangat diragukan
keasliannya. Dan Allah Ta`ala
memelihara Al Qur`an bukan
seperti manusia memelihara benda bersejarah, yang hanya
disimpan atau dipajang di
etalase, akan tetapi Allah
memeliharanya antara lain
dengan beredarnya Al Qur`an ini
melalui hafalan orang-orang yang menghafalnya, sehingga bila ada
perubahan satu huruf saja
langsung bisa diketahui oleh
kaum muslimin. Dan masih dalam
rangka menjamin keotentikan
Islam, Allah mengkaruniai pada agama Islam ini satu ilmu yang
tidak pernah diberikan kepada
agama yang lain yakni ILMU
SANAD. Berkaitan dengan ilmu
sanad ini, kalau kita mengamati
sejarah agama yahudi , nashara dan yang lainnya, maka kita
dapati tidak ada sumber
sejarah / metodologi yang
mampu menerangkan dan
menjamin nashraniyah yang asli
yang dibawa oleh Nabi Isa ` Alayhissalam atau yahudisme
yang asli yang dibawa oleh Nabi
Musa `Alayhissalam. Karena
memang mereka tidak memiliki
kepastian sejarah tentang masa
lalu agama mereka. Sehingga seandainya mereka diminta
untuk membuktikan keotentikan
ajaran agama mereka niscaya
mereka tidak akan mampu
membuktikannya. Hal ini
disamping kerena memang Allah tidak menjamin keaslian kitab
suci yang ada pada mereka
sebagaimana Allah menjamin
keaslian Al Qur`an, juga
disebabkan mereka tidak
mempunyai sumber sejarah / metodologi yang dapat
membuktikan keotentikan agama
mereka tersebut. Adapun kepada
umat Islam, Allah
menganugerahkan kepastian
sejarah masa lalu agama Islam. Karena ada suatu ilmu yang Allah
berikan kepada kaum muslimin
namun tidak diberikan kepada
umat lain yakni ilmu sanad. Ilmu
sanad adalah suatu ilmu yang
mengulas tuntas urut-urutan narasumber suatu riwayat
tentang sejarah Islam. Lingkup
ilmu sanad ini mulai dari Assunnah
(hadits, perbuatan dan taqrir/
diamnya Nabi Shalallhu `Alalyhi
wasallam), atsar (perbuatan dan perkataan) para shahabat,
tabi`in, tabi`it taabi`in, sampai
bahkan juga meliputi keterangan
para ulama yang sesudah
mereka hingga sekarang,
semuanya dikupas dengan ilmu sanad ini. Para narasumber
(rawi) suatu riwayat atau berita
itu ditelaah dengan ilmu sanad ini
tentang biografinya masing-
masing secara pasti dan ilmiyah.
Bahkan ditelaah juga tentang kapan lahir kapan mati, siapa
gurunya siapa muridnya, belajar
agamanya dimana, bagaimana
akhlaqnya dan sebagainya,
sehingga produk dari ilmu sanad
ini ialah dapat memisahkan antara hadits atau riwayat yang
shahih (benar) dengan dhaif
(lemah), sehingga dengan ini
dapat memberikan kepastian
ilmyah kepada umat Islam
tentang islam yang bagaimana yang benar-benar telah
diajarkan Rasulullah shalallahu
`alayhi wasalam dan ajaran mana
yang sebenarnya tidak pernah
diajarkan oleh Rasulullah
shalallahu `alayhi wasalam namun dikesankan seolah-olah diajarkan
Rasulullah shalallahu `alayhi
wasalam. Ilmu sanad ini bukan
saja menjadi rujukan penelitian
dalam bidang sampainya Al Qur`an
dan Assunnah kepada kita, bakan juga menjadi rujukan
penelitian tentang sampainya
riwayat-riwayat para shahabat
Nabi dalam menafsirkan Al Qur`an
dan Assunnah. Semua itu sampai
kepada kita dalam kitab-kitab hadits lengakap dengan
sanadnya, lengkap pula dengan
penelitian tentang biografi
masing-masing rawi (periwayat)
yang meriwayatkan berbagai
keterangan-keterangan tersebut. Sehingga yang sampai
kepada kita ialah Al Qur`an,
Assunnah plus penafsiran para
shaabat Nabi shalallahu `alayhi
wasalam terhadap Al Qur`an dan
Assunnah tersebut (berhubung dalam hal ini Rasulullah shalallahu
`alayhi wasalam membimbing kita
untuk merujukkan penafsiran
terhadap Al Qur`an dan Assunnah
kepada pemahaman para shabat
Nabi shalallahu `alayhi wasalam wa radhiallahu `Anhum). Segala
kepastian ini akan kita dapati
hanya dengan ilmu sanad ini. Dan
dengan ilmu ini kita bisa
memperdebatkan secara ilmiyah
di panggung ilmiyah tentang keaslian Islam itu sendiri sehingga
tidak ada kesulitan apapun bagi
kita untuk merujuk kepada islam
yang asli sebagaimana yang
memang dan pernah diajarkan
langsung oleh Rasulullah shalallahu `alayhi wasallam.
Bahkan dengan ilmu ini bila kita
menoleh kepada agama-agama
selain Islam, maka niscaya kita
akan mengerti betapa rapuhnya
pondasi dan bangunan keagamaan mereka, karena
memang mereka tidak pernah
dan tidak akan mampu untuk
mengetahui dan membuktikan
keaslian ajaran agama yang
mereka anut, dan mereka memang dibiasakan beragama
dengan hanya mengikuti doktrin-
doktrin semata, dimana yang
memberi doktrinpun bila dipaksa
untuk membuktikan keaslian
doktrin mereka itu niscaya mereka tidak akan pernah
mampu membuktikannya. Bahkan untuk menunjukkan
kekokohan Al Qur`an dan agama
Islam ini, Allah juga menyatakan
di dalam Al Qur`an itu apa yang
tidak pernah dinyatakan pada
kitab-kitab suci sebelumnya, yakni berupa tantangan bagi
orang-orang yang masih
meragukan Al Qur`an. Yang
tantangan itu berlaku terus
sampai hari kiamat. Tantangan
tersebut Allah Ta`ala proklamirkan di dalam surat Al
Baqarah ayat 23 & 24: ” Dan
jika kamu (tetap) dalam
keraguan tentang Al Quran yang
Kami wahyukan kepada hamba
Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al
Quran itu dan ajaklah penolong-
penolongmu selain Allah, jika
kamu orang-orang yang benar.
Maka jika kamu tidak dapat
membuat(nya) – dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya),
takutlah kamu dari neraka yang
bahan bakarnya manusia dan
batu, yang disediakan bagi
orang-orang kafir.” Di dalam ayat ini Allah menantang bagi
siapa saja yang masih ragu
terhadap Al Qur`an ini, untuk
orang tersebut membuat Al
Qur`an tandingan, tidak usah
banyak-banyak, cukup satu surat saja kalau memang mampu.
Tapi ingat, kegagalan menjawab
tantangan ini bukanlah
kegagalan tanpa resiko, namun
ia adalah kegagalan yang akan
membinasakan dan kehancuran total yakni berhadapan dengan
api neraka. Dan Wallahi tidak
akan ada yang mampu untuk
menjawab tantangan ini sampai
kiamat nanti, karena memang
Allah tegaskan dalam ayat tersebut bahwa “tidak akan ada
yang mampu” untuk menjawab
tanjangan ini. Sempat beberapa
orang telah mencoba menjawab
tantangan ini, mereka antara
lain semacam Musailamah Al Kadzdzab, Mirza Ghulam Ahmad
dan yang lainnya dimana mereka
mencoba menjawab tantangan ini
dengan membuat surat-surat
tandingan / palsu semisal Al
Qur`an, namun tentunya mereka gagal dan akhirnya justru
mereka semua jatuh ke dalam
kekafiran lantaran mencoba
menjawab tantangan ini, hingga
akhirnya merekapun binasa
dalam keadaan yang terhina. Dan memang semua pihak yang
mencoba menjawab tantangan ini
pasti akan mengalami
kehancuran dan kebinasaan total
sebagaimana yang dialami dua
pendahulu mereka tersebut. Kemudian dengan segala
keistimewaan yang ada pada
Islam ini, maka Allah pun
menegaskan tentang derajat
agama Islam dibandingkan
agama-agama lainnya, yakni bahwa Allah sendiri yang akan
memenangkan agama Islam ini di
atas seluruh agama-agama yang
lainnya, Allah berfirman di dalam
surat At Taubah ayat 33:” Dialah yang telah mengutus
RasulNya (dengan membawa)
petunjuk (Al-Quran) dan agama
yang benar (Islam) untuk DIMENANGKANNYA atas segala agama, walaupun orang-orang
musyrikin tidak menyukai.” Ini semua menunjukkan betapa
besar dan kokohnya agama Islam
ini. Mulai dari pemberian namanya
yang langsung diberikan Oleh
Allah Ta`ala sang pemilik agama
ini, sampai kepada pembuktian keotentikan agama Islam dan
tantangan Allah di dalam Al
Qur`an ini menunjukkan betapa
meyakinkannya agama Islam ini.
Sehingga benar-benar tidak
menyisakan setitikpun keraguan di dalamnya. Maka tentu tidak
ada alasan bagi siapapun untuk
bimbang terhadap kekokohan
Islam ini, terkecuali memang jika
ia adalah orang yang kurang
sehat akalnya sehingga tidak mampu memahami bukti-bukti
kekokohan Islam tersebut ,yang
sesungguhnya sudah sangat
terang dan gamblang ini. Wallahu
A`lamu tbish shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar