Dengan lengkapnya kehidupan
Adam di surga Allah ketika
diciptakan baginya pasangannya,
yaitu Hawwa’, maka iblispun
yang telah diusir dari surgaNya
dan telah dikutuk olehNya, mulai melancarkan operasi
kedengkiannya dengan
menggoda Adan dan Hawwa’
agar melanggar larangan Allah
mendekati pohon terlarang yang
ada padanya. Kisah godaan iblis dan
pelanggaran Adam dan Hawwa’
ini telah diceritakan oleh Allah
Ta’ala dan RasulNya serta para
Shahabat nabi Muhammad
sallallahu alaihi wa aalihi wasallam sebagaimana berikut ini. Allah
Ta’ala menceritakan proses
rayuan iblis kepada keduanya
dalam beberapa ayat Al Qur’an
berikut ini : (Artinya)”Wahai Adam, tinggallah
engkau dan pasanganmu di
surga, makanlah apa saja yang
kalian sukai darinya dan
janganlah kalian mendekati
pohon itu. Karena bila kalian mendekatinya maka kalian
berdua akan menjadi termasuk
golongan orang-orang yang
dhalim. Maka syaithanpun
membisiki Adam dan Hawwa’
dengan satu perkara yang menyebabkan terbukanya
kemaluan keduanya. Dan
syaithanpun menyatakan :
Tidaklah Tuhan melarang kalian
berdua mendekati pohon ini,
kecuali agar kalian tidak menjadi Malaikat atau agar kalaian
jangan tinggal di sorga ini
dengan kekal. Dan syaithanpun
bersumpah dengan nama Allah di
hadapan keduanya dengan
menyatakan : Sesungguhnya aku adalah pihak yang dengan tulus
menasehati kalian berdua. Maka
syaithanpun menipu keduanya
untuk mendekati pohon itu.
Sehingga ketika keduanya
merasakan buah dari pohon itu, tampaklah bagi keduanya
kemaluan masing-masing,
sehingga keduanyapun
bersegera menutupi aurat
masing-masing dengan dedaunan
pohon-pohon di sorga. Maka Tuhanpun memanggil keduanya :
Bukankah Aku telah melarang
kalian berdua untuk medekat
kepada kedua pohon itu, dan
bukankah Aku telah mengatakan
kepada kalian berdua, bahwa syaithan itu adalah musuh yang
nyata bagi kalian berdua. Maka
Adam dan Hawapun menyatakan :
Wahai Tuhan kami, sesungguhnya
kami telah mendhalimi diri kami.
Maka bila Engkau tidak mengampuni kami dan tidak
merahmati kami, niscaya kami
sungguh akan menjadi golongan
yang merugi. Allah menyatakan
kepada semuanya: Turunlah
kalian semua kebumi, sebagian kalian akan musuh atas sebagian
yang lainnya. Dan bagi kalian di
bumi itu ada tempat tinggal dan
kesenangan sampai waktu
tertentu. Allah menyatakan juga
kepada mereka semua : Di bumi itu kalian akan hidup dan
padanya pula kalian akan mati
dan daripadanya pula kalian akan
dibangkitkan di hari kiamat”. S.
Al a’raf 19 – 25. Al Imam Abu Ja’far Muhammad
bin Jarir At Thabari rahimahullah
dalam tafsir beliau ketika
menerangkan ayat ke 36 S. Al
Baqarah, membawakan sebuah
riwayat dengan sanadnya bersambang kepada para
Shahabat Nabi sallallahu alaihi wa
aalihi wasallam wa radhiyallahu
anhum ajma’in seperti Ibnu
Abbas, Ibnu mas’ud dan lain-
lainnya dari kalangan Shahabat senior semua beliau
menerangkan : “Ketika Allah
Yang Maha Agung dan Maha
Mulya menyatakan kepada
Adam : Tinggallah engkau dan
pasanganmu di sorga dan makanlah dari buah-buahan di
sorga dengan sekehendak kalian,
dan janganlah kalian berdua
mendekati pohon itu, niscaya bila
kalian mendekatinya akan
menjadi termasuk golongan orang-orang yang berbuat
dzalim.
Iblis ingin untuk masuk ke sorga
guna menemui keduanya, tetapi
penjaga sorga mencegahnya.
Maka diapun mendatangi seekor ular, yang waktu itu ia adalah
hewan yang mempunyai empat
kaki seperti onta, dan ia adalah
hewan yang paling bagus
bentuknya waktu itu. Iblis
berbicara dengannya untuk kiranya dia dapat masuk di mulut
ular itu dan ular itupun masuk ke
sorga sehingga iblis dapat masuk
dengannya dan lolos dari
penjaganya. Mereka tidak
mengerti, apa yang dimaukan oleh Allah dengan ketentuan
taqdirNya dimana iblis berhasil
mengecohkan Malaikat penjaga
sorga sehingga dapat masuk ke
dalam sorga dengan menumpang
pada ular itu. Maka iblispun dapat berbicara dengan Adam
dan Hawwa’ dari mulut ular itu,
tetapi keduanya tidak
memperdulikannya. Akhirnya
iblispun keluar dari mulut ular itu
dan baru keduanya mau mendengar omongannya. Kata
iblis kepada keduanya : Wahai
Adam, maukah aku tunjukkan
kepadamu pohon khuldi (yakni
pohon kekekalan) dan pohon
mulkin (yakni pohon yang menjadikan orang yang
memakannya menjadi raja) yang
tidak akan binasa.(Demikian
diberitakan oleh Allah Ta’ala
pernyataan iblis kepada Adam
dalam S. Thaha ayat ke 120). Selanjutnya iblis menyatakan
kepada Adam : Maukah aku
tunjukkan kepadamu satu pohon
yang bila engkau memakan
buahnya, niscaya engkau akan
menjadi raja seperti Allah Ta’ala, atau engkau menjadi orang-
orang yang kekal, sehingga
engkau tidak akan mati
selamanya. Dan iblispun
bersumpah di hadapan keduanya
dengan atas nama Allah sembari menyatakan : Sesungguhnya aku
termasuk pihak yang tulus dalam
memberikan nasehat kepada
kalian berdua. Iblis menginginkan
dari keduanya untuk
tersingkapnya kemaluan keduanya dengan membuka baju
keduanya. Dan iblis telah tahu
sebelumnya, bahwa keduanya
mempunyai kemaluan ketika iblis
sempat melongok pada catatan
para Malaikat. Tetapi Adam belum mengerti kalau dirinya punya
kemaluan. Waktu itu pakaian
Adam untuk menutupi auratnya
adalah dhufura (yakni dari
sesuatu yang menyerupai lemak
daging yang jernih, putih dan tebal- demikian diterangkan
dalam An Nihayah fi Gharibil
Hadits, karya Abus Sa’adaat
Ibnul Atsir jilid 3 hal. 158-pent).
Maka Adam menolak ajakan iblis
untuk makan buah dari pohon terlarang itu. Tetapi Hawwa’
justru maju mendekati pohon itu
dan makan dari buahnya,
kemudian dia menyatakan
kepada Adam : Wahai Adam
makanlah, karena aku telah memakannya dan tidak berakibat
negatif apapun bagiku. Maka
ketika Adam makan daripadanya,
tampaklah kemaluan keduanya
dan segeralah mereka berusaha
menutupinya dengan dedaunan di surga”. Demikian At Thabari
membawakan dalam Tafsir beliau,
riwayat yang menerangkan
proses pelanggaran Adam dan
Hawwa’ secara lengkap
sebagaimana yang dikisahkan oleh para Shahabat Nabi
sallallahu alaihi wa aalihi wasallam. Kemudian perlu juga kita
mengerti, tentang apa penilaian
Allah Ta’ala terhadap
pelanggaran Adam dan Hawwa’
ini dan apa hukum yang Allah
tetapkan bagi kedua setelah pelanggaran itu. Dalam hal ini
telah diberitakan oleh Allah dalam
firmanNya di dalam Al Qur’an di
ayat lainnya sebagai berikut : “Dan Adam telah durhaka
kepada Tuhannya dan telah
melenceng dari ketentuan Allah.
Kemudian Tuhannya telah
memilihnya sebagai orang yang
bertaubat atas pelanggarannya dan menunjukinya untuk
bertaubat kepadaNya. Allahpun
menyatakan : Turunlah kalian
berdua ke bumi. Sebagian dari
kalian menjadi musuh atas
sebagian yang lainnya. Maka bila datang kepada kalian dariKu
petunjuk, maka dia tidak akan
sesat dan tidak akan celaka. Dan
barangsiapa yang berpaling dari
mengingat Aku, maka
sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan Kami bangkitkan
dia di hari kiamat sebagai orang
buta”. S. Thaha 121 – 124.
Adam dan Hawwa’ diusir dari
surga setelah terjadinya
pelanggaran itu dan keduanya diturunkan ke bumi bersama
dengan iblis dan ular yang
mengantarkan iblis ke dalam
surga. Tetapi Adam dan Hawwa’
diusir dari surga dan diturunkan
ke bumi dalam keadaan dipilih oleh Allah Ta’ala sebagai
hambaNya yang bertaubat dari
kemaksiyatannya dan Allah
mengampuni keduanya dan
menunjuki keduanya ke jalan
yang diridhaoiNya. Sedangkan iblis dan ular diturunkan oleh
Allah kebumi dengan kutukanNya.
Sehingga ular dengan
kutukanNya dihilangkan darinya
keempat kakinya, maka diapun
berjalan dengan bergeser di atas bumi. Allah Ta’ala katakan dalam
pengusiran Adam dan Hawwa dari
surga dan diturunkan semuanya
(baik Adam dan Hawwa’ maupun
iblis dan ular) ke bumi :
“Sebagian dari kalian menjadi musuh atas sebagian yang
lainnya”. Artinya; Adam dan
Hawwa’ dan segenap anak
turunannya menjadi musuh bagi
iblis dan ular dan segenap anak
turunannya. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Al Imam At
Thabari dalam tafsirnya dari
keterangan Ibnu Abbas
radhiyallahu anhuma. Kemudian
setelah beliau membawakan
riwayat-riwayat tersebut, beliau menambahkan :
“Bila ditanyakan : Apa bentuk
permusuhan antara Adam dan
istrinya terhadap iblis dan ular ?
Jawabannya adalah : Adapun
permusuhan iblis terhadap Adam dan turunannya, ialah
kedengkiannya terhadap Adam
dan penolakannya untuk
mentaati Allah ketika
memerintahkan kepadanya agar
bersujud kepada Adam seraya mengatakan kepada Allah: Aku
lebih baik daripadanya, karena
engkau menciptakan aku dari api
dan engkau menciptakannya dari
tanah liat (S. Shad 76). Adapun
permusuhan Adam dan anak keturunannya terhadap iblis,
adalah permusuhan kaum
Mu’minin terhadap iblis karena
kekafirannya kepada Allah dan
kedurhakaannya terhadap
Tuhannya dalam bentuk penolakannya dan
pembangkangannya terhadap
perintahNya. Dan sikap
permusuhan Adam dan anak
turunannya yang mu’min
terhadap iblis, adalah sebagai sikap dhahir keimanan mereka
kepada Allah. Adapun sikap
permusuhan iblis terhadap Adam
adalah sikap dhahir kekafiran
iblis terhadap Allah. Sedangkan permusuhan antara
Adam dan anak turunannya
terhadap ular, maka hal ini telah
kami sebutkan adanya riwayat
dari Ibni Abbas dan Wahhab bin
Munabbah. Riwayat-riwayat tersebut menerangkan
permusuhan itu. Sebagaimana
juga yang telah diriwayatkan
dari sabda Nabi Muhammad
sallallahu alaihi wa aalihi wasallam
bahwa beliau bersabda : Kita tidak akan membiarkan ular itu
sejak kita memeranginya. Maka
barangsiapa tidak membunuhnya
ketika menemuinya karena takut
pembalasannya, maka sungguh
dia bukan dari golongan kami”. Demikian At Thabari
menerangkannya dalam tafsir
beliau jilid 1 halaman 278. Dikisahkan pula dalam beberapa
riwayat, seberapa lama Adam
dan Hawwa’ tinggal di surga
sejak ditempatkan padanya oleh
Allah Ta’ala sampai diusir
daripadanya untuk diturunkan kedunia. Al Imam Abul Fida’ Ibnu
Katsir rahimahullah dalam kitab
beliau Al Bidayah Wannihayah jilid
1 halaman 74, membawakan
beberapa riwayat sebagai
berikut: Diriwayatkan dalam Shahih Muslim
bahwa Rasulullah sallallahu alaihi
wa aalhi wasallam bersabda :
“Sebaik-baik hari yang matahari
terbit padanya adalah hari
Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan oleh Allah, dan pada
hari itu pula dia dimasukkan ke
surga. Juga pada hari itu dia
dikeluarkan dari surga”. Dan
dalam Shahih Al Bukhari
disebutkan pula sabda Nabi sallallahu alaihi wa aalihi wasallam
yang menyatakan : “Dan pada
hari Jum’at pula terjadinya hari
kiamat”.
Adapun pengertian bahwa Adam
masuk surga pada hari Jum’at dan dikeluarkan darinya pada
hari itu juga, ialah sebagaimana
yang diterangkan oleh Al Imam At
thabari dalam Tarikhnya (jilid 1
hal. 118 – 120), bahwa Adam dan
Hawwa’ ditempatkan di surga pada hari Jum’at yang sehari
waktu itu ukurannya dengan
hari yang ada di dunia ini ialah
seribu tahun. Jadi sejam di hari
itu, ukurannya ialah delapan
puluh tiga tahun dengan hari yang ada di dunia ini. Sedangkan
dalam beberapa riwayat
diberitakan bahwa Adam
diciptakan sesaat menjelang
waktu petang. Kemudian di hari
itu juga , dia ditempatkan di surga dan Hawwa’ juga
diciptakan setelahnya masih di
hari itu. Dia dikeluarkan dari
surga untuk diturunkan ke bumi
juga di hari itu. Yakni keduanya
tinggal di surga Firdaus, hanya setengah jam menurut hitungan
waktu di sisi Allah Ta’ala atau
empat puluh tiga tahun empat
bulan dalam ukuran waktu di
dunia. Demikian saya ringkaskan
dari keterangan Al Imam At Thabari dalam Tarikhnya. Selanjutnya berkenaan dengan
tempat pertama kalinya Adam,
Hawwa’, iblis dan ular ke bumi
ini, ialah sebagaimana yang
diterangkan oleh Al Imam At
Thabari dalam Tarikhnya (jilid 1 hal. 121 – 126), bahwa Mujahid
meriwayatkan keterangan
Abdullah bin Abbas bin Abdul
Mutthalib yang mengatakan :
“Adam diturunkan ketika turun
kebumi di negeri India”. Abu Shaleh meriwayatkan juga dari
Ibnu Abbas yang menerangkan
bahwa Hawwa’ diturunkan di
Jiddah yang merupakan bagian
dari Makkah. Kemudian dalam
riwayat lain At Thabari meriwayatkan lagi bahwa iblis
diturunkan di negeri Maisan,
yaitu negeri yang terletak
antara Basrah dengan Wasith.
Sedangkan ular diturunkan di
negeri Asbahan (Iran). Demikianlah Allah Ta’ala memulai
kehidupan Adam dan Hawwa’
didunia setelah keduanya diusir
dari surga. Perpisahan dan
perjumpaan adalah satu
kemestian dalam kehidupan di dunia ini sebagaimana
terpisahnya Adam dari Hawwa’
ketika diturunkan di dunia. Dan
juga satu kemestian pula dalam
kehidupan di dunia ini, bahwa
hidup itu harus berlaga menghadapi musuh-musuh.
Karena disamping keduanya
diturunkan di dunia ini, juga
diturunkan di dunia ini iblis dan
ular sebagai kedua musuh anak
manusia sampai hari kiamat. (B E R S A M B U N G)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar